Masjid Raya Istiqlal Gelar Festival Islam Nusantara Bulan Juni

Festival Islam menjadi tajuk utama dalam perhelatan akbar yang akan di gelar di Masjid Raya Istiqlal pada bulan Juni mendatang. Acara bertema “Islam Nusantara: Warisan dan Inovasi” ini rencananya berlangsung selama sepekan dan melibatkan puluhan komunitas dari berbagai daerah di Indonesia. Sejak awal persiapan, panitia menekankan pentingnya nilai inklusivitas, keindahan budaya lokal, serta penguatan peran masjid sebagai pusat kegiatan masyarakat. Dalam kegiatan ini, pengunjung akan menyaksikan rangkaian acara mulai dari pertunjukan seni religi, bazar kuliner halal, hingga seminar kebangsaan yang menghadirkan tokoh-tokoh nasional. Karena itu, kegiatan ini di harapkan tidak hanya memperkuat identitas keislaman yang ramah, tetapi juga membangun jejaring antarbudaya di tengah keragaman Indonesia.

Festival Islam Nusantara Tampilkan Ragam Budaya Lokal

Sebagai bagian dari upaya memperkuat harmoni sosial, panitia menyiapkan panggung utama yang akan menampilkan pertunjukan seni dari berbagai daerah. Acara ini tidak hanya menonjolkan sisi artistik, tetapi juga mengangkat nilai-nilai kearifan lokal yang berkembang dalam masyarakat Muslim Nusantara. Para peserta, mulai dari pesantren tradisional hingga komunitas seni modern, turut berpartisipasi dalam meramaikan festival ini.

Berbagai agenda utama dalam pertunjukan budaya antara lain:

  • Tari Saman dari Aceh dan Hadrah dari Madura
  • Penampilan musik gambus dan rebana modern
  • Pameran batik dan tenun dengan motif Islami

Selain itu, pengunjung dapat mengikuti lokakarya pembuatan kaligrafi khas Melayu dan Jawa yang di pandu langsung oleh maestro kaligrafi nasional. Dengan demikian, festival ini membuka ruang interaksi lintas budaya dan lintas generasi yang mengedukasi sekaligus menghibur.

Kuliner Halal dan Ekonomi Umat Menjadi Sorotan

Tidak kalah menarik, bazar kuliner halal juga menjadi magnet utama bagi para pengunjung. Selama festival berlangsung, puluhan UMKM menyajikan hidangan khas daerah seperti sate maranggi, rendang minang, dan es pisang ijo. Selain memanjakan lidah, kegiatan ini turut memperkuat ekonomi berbasis komunitas. Para pelaku usaha lokal memperoleh kesempatan untuk memperkenalkan produk mereka kepada khalayak yang lebih luas.

Rangkaian kegiatan ekonomi kreatif di antaranya:

  • Zona UMKM makanan halal dari 15 provinsi
  • Stand produk herbal dan kosmetik ramah Muslim
  • Talkshow bisnis syariah bersama pelaku industri halal

Melalui kegiatan ini, penyelenggara mendorong tumbuhnya ekosistem usaha yang berlandaskan prinsip etika, keberlanjutan, dan kebersamaan. Karena itu, festival ini tidak hanya menghadirkan hiburan, tetapi juga dampak sosial-ekonomi yang nyata.

Ruang Dialog dan Edukasi untuk Generasi Muda

Sebagai bagian dari rangkaian edukatif, panitia menyediakan sesi khusus untuk diskusi dan seminar bertema kebangsaan dan keislaman kontemporer. Acara ini dirancang agar generasi muda dapat memahami dinamika sosial dengan lebih jernih dan kritis. Narasumber dari kalangan akademisi, aktivis, dan ulama muda hadir menyampaikan materi yang relevan dengan tantangan zaman.

Beberapa topik utama yang akan di bahas meliputi:

  • Peran pemuda Muslim dalam transformasi sosial
  • Islam dan toleransi dalam masyarakat plural
  • Literasi digital dan dakwah yang bijak di era media sosial

Dengan adanya forum ini, festival menjadi ruang dialog yang membangun. Para peserta tidak hanya memperoleh wawasan baru, tetapi juga di ajak berkontribusi dalam membentuk masyarakat yang adil, terbuka, dan saling menghargai.